Karya Ilmiah

KARYA ILMIAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing: Suhartina.,M.Pd.
Prodi: Bimbingan Konseling Islam (BKI)


Disusun oleh:
NUR ASMA
16.3200.008





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PARE-PARE
TAHUN AKADEMIK 2016/2017


Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sejarah Bimbingan Dan Bimbingan dan Konseling Keluarga.
 Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat.

Parepare, 10 April 2017   

Penyusun               







Daftar Isi



























BAB I

PENDAHULUAN


Penulisan karya ilmiah adalah hal yang mendasar dan wajib dipahami khususnya oleh setiap mahasiswa. Karya ilmiah merupakan bentuk argumentasi penalaran ilmu melalui bahasa tulisan. Maka diperlukannya penguasaan bahasa yang baik. Bukan saja mengetahui teknik penulisannya. Melainkan harus memahami dasar pikiran yang melandasi tulisan tersebut. Untuk bisa menulis karya ilmiah yang baik, diperlukan keterampilan yang dapat dicapai apabila kita bisa menguasai teknik penyusunan dan penggunaan bahasa indonesia secara efektif. Salah satu contoh karya ilmiah yaitu berupa makalah, maka dibuatlah tulisan ini untuk dijadikan pedoman penulisan karya ilmiah.

1.         Apa pengertian karya ilmiah?
2.         Apa saja ciri-ciri karya ilmiah?
3.         Bagaimana sistematika karya tulis ilmiah?
4.         Bagaimana jenis-jenis karya ilmiah?
5.         Bagaimana proses dan tahapan penulisan karya ilmiah?

1.         Untuk mengetahui pengertian karya ilmiah.
2.         Untuk mengetahui ciri-ciri karya ilmiah.
3.         Untuk mengetahui sistematika karya tulis ilmiah.
4.         Untuk mengetahui jenis-jenis karya ilmiah.
5.         Untuk mengetahui proses dan tahapan penulisan karya ilmiah



Manfaat penulisan karya ilmiah bagi penulis yaitu: melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan, meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis, memperoleh kepuasan intektual, memperluas cakrawala ilmu pengetahuan. Sebagai acuan/penelitian dan  pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
























BAB II

PEMBAHASAN


Pada hakikatnya karya ilmiah merupakan produk manusia atas dasar pengetahuan, sikap dan cara berfikir ilmiah[1]. Karya ilmiah adalah suatu karangan yang mengandung ilmu pengetahuan dan kebenaran ilmiah yang menyajikan fakta dan disusun secara sistematis menurut metode penulisan dengan menggunakan bahasa ragam ilmiah[2]. Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya, disajikan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, serta menggunakan bahasa ragam ilmiah[3].
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang memaparkan hasil pembacaan, pengkajian, dan pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca[4]. Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang memaparkan penelitian ilmiah atau pengkajian yang telah dilakukan sesorang atau sebuah tim yang memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati masyarakat keilmuan[5].

Karya tulis ilmiah berbeda dengan karangan atau tulisan-tulisan yang lainnya. Karya tulis ilmiah memiliki karakteristik tersendiri sehingga dinamai


karya tulis ilmiah. Secara umum karya ilmiah mamiliki ciri-ciri sebagai berikut[6]:
1.         Menyajikan fakta objektif secara siatematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2.         Penulisnya cermat, tepat, dan tulus. Tidak memuat terkaan. Pernyataan yang disampaikan tidak mengandung penafsiran pribadi dan tidak berefek samping.
3.         Tidak mengejar keuntungan pribadi yakni berambisi agar pembaca berpihak kepadanya. Motivasi penulis hanya untuk memberitahukan sesuatu. Penulis ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.
4.         Karangan ilmiah bersifat sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis terkendali, secara konseptual, dan procedural.
5.         Karangan ilmiah tidak bersifat emotif, tidak menonjolkan perasaan.
6.         Tidak memuat pandangan-pandangan pendukung kecuali hipotesis kerja.
7.         Ditulis secara tulus dan memuat hanya kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
8.         Karangan ilmiah tidak bersifat argumenatif. Karangan yang ilmiah mungkin mencapai simpulan tetapi penulisnya membiarkan fakta berbicara sendiri.
9.         Karangan ilmiah tidak bersifat persuatif.
10.     Karangan ilmiah tidak melebih-lebihkan sesuatu Dalam karangan ilmiah hanya menyajikan kebenaran fakta. Melebih-lebihkan sesuatu itu umumnya didorong oleh  motif memntingkan diri sendiri.
Ciri karya ilmiah[7]:
1.         Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal sehat.
2.         Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya kesinambungan.


3.         Objektif,  artinya segala keterangan dikemukakan menurut apa adanya.
4.         Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan dikupas selengkap-lengkapnya.
5.         Lugas, artinya pembicaraan langsung kepada pokok permasalahan.
6.         Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa pun kecilnya.
7.         Jelas, artinya segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud yang jernih.
8.         Empiris, yakni kebenaran dapat diuji.
9.         Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul temuan baru.
10.     Berlaku umum, yaitu Semua simpulannya berlaku bagi semua populasinya.
11.     Penyajiannya menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
12.     Tuntas, artinya permasalahan dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
Persyaratan sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut[8]:
1.         Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau runtut.
2.         Aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
3.         Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Jujur yang dimaksud di sini adalah sikap etis penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan kutipan yang jelas.



4.         Karya ilmiah disusun secara sistematis. Setiap langkah direncanakan secara terkendali, terkonsep, dan sesuai prosedur.
5.         Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan induktif yang mendorong pembaca untuk menarik simpulan.
6.         Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan hipotesis.
7.         Karya ilmiah tidak menimbulkan keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius, dan berprasangka. Penyajiannya tidak melibatkan perasaan.
8.         Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris.
Dilihat dari substansi atau isinya ciri-ciri karya ilmiah yaitu:
1.         Berisi fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.
2.         Didukung oleh teori yang ada.
3.         Tidak bersifat emosional.
Adapun dilihat dari teknik penulisannya karya ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.         Menggunakan ragam bahasa Indonesia ilmiah.
2.         Mengikuti sistematika yang telah ditentukan.
3.         Bersifat proporsional.
4.         Memiliki acuan yang jelas.
5.         Bersifat konsisten.
Sistematika karya tulis ilmiah secara umum paling sedikit berisikan bagian-bagian yang sudah baku yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan.


1.        Bagian pengenalan
Pengenalan ada dua jenis yaitu bagian pengenalan yang bersifat umum bagian pengenalan yang bersifat khusus. Bagian pengenalan dalam masing-masing bentuk karya ilmiah adalah tidak sama. Bagian pengenalan pada jenis karya ilmiahyang berbentuk buku berbeda dengan bagian pengenalan bentuk makalah, kertas kerja, artikel, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Bagian pengenalan yang perlu dijelaskan adalah judul, nama penulis (baris kepemilikan), abstrak, kata kunci, prakata dan kata pengantar[9].
Judul adalah identitas tulisan yang utama sekaligus merupakan kepala karangan. Judul yang baik harus memenuhi syarat yaitu:
1.         Mencerminkan isi karangan.
2.         Berupa pernyataan, bukan pertanyaan atau kalimat.
3.         Tidak terlalu pendek, tidak terlalu panjang.
4.         Menarik atau menimbulkan keingintahuan pembaca.
Dalam baris kepemilikan biasanya dituliskan nama penulis beserta nama lembaganya. Nama penulis hendaknya tidak menyertakan gelar atau pangkat, jika penulis lebih dari satu harus dicantumkan semua. Pangkat dan gelar dapat dicantumkan pada bagian biografi pengarang jika ada. Istilah yang lain dalam bagian pengenalan adalah abstrak. Abstrak adalah ringkasan tulisan. Dalam abstrak tercakupi seluruh bagian isi karangan, dari pendahuluan sampai penutup. Istilah lain yang biasa dipakai untuk menyebut abstrak adalah “sari”. Kata kunci adalah kata-kata atau istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca dalam sebuah karya ilmiah. Prakata dan kata pengantar adalah


dua istilah yang berbeda. Prakata adalahtulisan awal yang ditulis oleh penulisnya sendiri, sedangkan kata pengantar adalah tulisan awal yang ditulis oleh orang lain yang menguasai karya ilmiah yang bersangkutan.
2.        Batang  tubuh
Secara umum bagian batang tubuh karya tulis ilmiah terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pendahuluan , bagian isi, dan bagian penutup.
a.    Bagian pendahuluan
Bagian pendahuluan setidaknya berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah. Untuk karya ilmiah berbentuk skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.
Latar belakang masalah menerangkan keternalaran (kerasionalan) mengapa topik yang dinyatakan pada judul itu diteliti/dikaji. Untuk menerangkan tersebut perlu dijelaskan dahulu pengertian rumusan topik yang dipilih untuk diteliti, baru kemudian diterangkan argumen yang melatarbelakangi pemilihan topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan, misalnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktik[10]. Selain itu, bagian ini juga mengemukakan buku yang telah dibaca yang juga memasalahkan topik yang sama atau relevan. Dengan demikian, dapat ditunjukkan bahwa topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab.



Rumusan tidak harus menggunakan kalimat tanya, tetapi hendaknya mengandung kata-kata yang menyatakan persoalan. Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti hanya masalah yang tertentu, maka perlu ada pembatasan masalah.
b.        Bagian isi
Untuk karya ilmiah yang berbentuk buku, makalah, dan artikel konseptual bagian isi berisi persoalan inti atau materi inti yang ingin disajikan. Untuk karya ilmiah berupa artikel penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian bagian isi berupa landasan teoretis, metodologi, hasil, dan pembahasan. Landasan teoretis berisi teori-teori atau konsep yang dipergunakan dalam membahas masalah dalam karya ilmiah. Bagian metodologi berisi pendekatan yang digunakan, metode, sasaran, populasi, sampel, dan langkah-langkah analisis data. Bagian hasil dan pembahasan berisi hasil kajian masalah yang diangkat.
c.         Bagian penutup
Untuk semua jenis karya ilmiah, penutup berisi simpulan dan saran. Dimaksud simpulan di sini adalah inti hasil tulisan itu sendiri. Saran yang baik harus berangkat dari temuan. Karena itu, saran tidak boleh menyimpang dari isi karya ilmiah. Saran dapat ditulis secara langsung ditujukan kepada pihak-pihak tertentu yang berkepentingan dengan tulisan yang dimaksud.
d.        Bagian kepustakaan
Bagian yang terakhir dari karya tulis ilmiah adalah daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis pada halaman tersendiri dengan judul “daftar pustaka”. Pustaka yang dicantumkan dalam daftar pustaka


adalah pustaka yang dirujuk, sedangkan pustaka yang dibaca dan telah menjadi kekayaan (ilmu) secara pribadi, tetapi tidak dikutip atau dirujuk tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka. Urutan daftar pustaka harus sesuai abjad dan dimulai dari tepi kiri, sedangkan baris selanjutnya dimulai pada karakter keenam dengan menggunakan spasi tunggal.

Jenis karya ilmiah ada bermacam-macam. Jenis karya ilmiah terbagi menjadi: makalah, skripsi, kertas kerja, laporan penelitian, tesis, dan disertasi[11]. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris- objektif. Biasanya makalah disusun untuk melengkapi tugas-tugas di sekolah/ mata kuliah. Selain itu juga untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Jika dilihat bentuknya, makalah adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah yang lain.
Jenis yang kedua adalah kertas kerja. Seperti halnya makalah, kertas kerja juga menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris objektif. Hanya saja, analisis dalam kertas kerja lebih serius daripada analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya. Jadi tujuan utamanya adalah untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah. Jenis karya ilmiah yang ketiga adalah skripsi. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang ditulis untuk persyaratan guna mendapatkan gelar diploma atau sarjana dan penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.


Skripsi adalah karya tulis yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung dengan data atau fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan).
Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Dengan kata lain, tesis membahas suatu pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah argumen yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana strata dua. Jenis karya ilmiah yang terakhir adlah disertasi. Disertasi merupakan karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu pendidikan tinggi. Disertasi berisi suatu temuan penulis sendiri, yang merupakan temuan orisinil.disertasi ditulis untuk memperoleh gelar doktor.
Karangan menurut bobot isinya diklasifikasikan ke dalam tiga jenis yaitu[12]: karangan ilmiah, karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan karangan non ilmiah. Karangan yang tergolong kedalam karangan ilmiah, antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, dan disertasi; yang tergolong kedalam semi ilmiah antara lain artikel, editorial, opini, feature, dan reportase; dan yang tergolong ke dalam karangan non-ilmiah, antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen dan semua karangan non fiksi lainnya.



 Sebagai proses mental, penulisan karya ilmiah setidaknya melalui beberapa tahapan yaitu[13]:
1.         Persiapan
2.         Studi pustaka pendukung
3.         Pengumpulan data dan informasi pendukung
4.         Pengorganisasian materi
5.         Penulisan
6.         Revisi
7.         Penyuntingan
8.         Publikasi
Pada tahap persiapan tercakup penggalian masalah berikut latar belakang pemilihannya, formulir judul, dan penetapan tujuan penulisan. Pada tahap studi pustaka dilakukan penjelajahan kepustakaan pendukung sekaligus penetapan perspektif teori yang akan digunakan dalam analisis. Dalam penulisan artikel setara hasil penelitian, data atau keterangan pendukung sangat diperlukan. Data itu dapat diperoleh dari hasil penenlitian sendiri dan atau hasil penelitian orang lain . data atau keterangan pendukung itu diupayakan yang relevan dan mutakhir.
Pada tahap ini, data diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu: data yang berkenaan dengan pokok persoalan yang dimuat pada pendahuluan, data yang berkenaan dengan materi-materi yang dikemukakan pada batang tubuh, dan data yang berkenaan dengan simpulan atau penutup. Bagian pendahuluan memuat latar belakang mengapa masalah itu diangkat dalam tulisan, tujuan penulisan , perspektif teori  dan atau pendekatan yang dipilih


dalam menawarkan solusi berikut latar belakang mengapa teori dan atau metode itudipilih, dan sistematika penulisan. Batang tubuh merupakan pembahasan pokok masalah yang berisi materi baikempiris maupun teori yang dapat dibagi-bagi dalam beberapa subjudul sesuai dengan kebutuhan penutup lazim membuat simpulan dan saran.
Pada tahap keempat penulisan dan penyuntingan, organisasi tulisan mengikuti struktur diatas, dengan catatan bahwa sebelum pendahuluan terdapat judul makalah, nama penulis, dan abstrak, dan sesudah penutup terdapat daftar pustaka. Pada tahap penulisan dan penyuntingan, penulis melakukan kegiatan penuangan hasil oleh mental kedalam bentuk tulisan. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain: (i) koherensi isi antar unsur artikel (misalnya, antar masalah, perspektif  teori, analisis/solusi, dan simpulan. (ii) hubungan logis, baik antar unsur maupun antar alinea.
Sementara itu proses menulis disaring kedalam lima tahap yaitu[14]:
1.         Prapenulisan
Prapenulisan atau pramenulis adalah tahap persiapan. Tahap ini sangat penting dan menentukan tahap-tahap selanjutnya. Tahap ini biasanya sangat banyak menyita waktu. Sebagian besar waktu penulis dihabiskan pada tahap ini. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) memilih topik, (2)mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca, (3) mengidentifikasi dan menyusun ide-ide.
Ketika menyiapkan diri untuk menulis, mahasiswa perlu untuk berfikir tentang tujuan penulisan: menghibur, menginformasikan sesuatu, atau mempersuasi. Selain itu mereka juga perlu mempertimbangkan siapa yang akan membaca tulisannya dan bentuk tulisan yang akan disusunnya,


dalam satu kegiatan menulis hendaknya ditentukan satu bentuk tulisan saja.
Di samping itu beberapa pertanyaan di bawah ini dapat menolong penulis dalam menemukan alur pikirnya.
a.         Masalah atau topik apa yang akan saya tulis?
b.        Apakah pentingnya maslah atau topik itu?
c.         Apakah tujuan sya menulis topik atau masalah itu?
d.        Apakah manfaat kajian atau tulisan ini bagi pembaca?
e.         Bagaimana saya harus mengkaji atau menganalisisnya?
2.         Membuat draf
Pada tahap pembuatan draf ini, mahasiswa hanya diminta untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke dalam tulisan kasar. Karena mereka tidak memulai menulis dengan komposisi yang siap seperti disusun dalam pikiran mereka, mahasiswa memulai menulis draf ini dengan ide-ide yang sifatnya tentatif. Pada tahap membuat draf ini, waktu lebih difokuskan pada pengungkapan ide-ide dengan sedikit atau tidak sama sekali memperhatikan pada aspek-aspek teknis menulis seperti ejaan, penggunaan istilah, atau struktur bahasanya.
3.         Merevisi
Pada tahap ini, mahasiswa memperbaiki ide-ide mereka dalam karangan. Merevisi bukanlah membuat karangan menjadi lebih halus, tetapi kegiatan ini lebih berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan , dan penyusunan kembali isi karangan sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pembaca. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) membaca ulang seluruh draf, (2) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan


teman , dan (3) mengubah atau merevisi tulisan dengan memperhatikan reaksi, komentar atau masukan yang ada.
Setelah menyelesaikan draf kasar, mahasiswa memerlukan waktu untuk beristirahat dan menjauhkan diri dari karangan mereka. Hal itu dilakukan agar mereka dapat kembali mencermati karangannya dengan fikiran yang segar. Dalam kegiatan mencermati kembali inilah, mereka bisa membuat perubahan, menambah, mengurangi, menghilangkan atau memindahkan bagian-bagian yang akan diubah itu dengan memberinya tanda-tanda tertentu atau simbol, atau dengan menggaris bawahi, atau memindahkan bagian-bagian tertentu yang dirasa perlu untuk diubah.
4.         Menyunting
Fokus dari tahap ini mengadakan perubahan-perubahanaspek mekanik karangan, yaitu memperbaiki karangan dengan memperhatikan aspek kebahasaan atau kesalahan mekanik yang lain. Tujuannya adlah untuk membuat karangan lebih mudah dibaca orang lain. Adapun aspek-aspek mekanik yang diperbaiki adalah penggunaan huruf besar, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah dan kosakata serta format karangan. Waktu yang paling tepat untuk mengajarkan aspek-aspek mekanik ini ialah pada tahap menyunting bukannya melalui latihan-latihan pada buku kerja mahasiswa. Pada tahap menyunting ini, mahasiswa perlu melakukan langkah kegiatan (a) menjauhkan diri dari karangan, (b) membaca cepat untuk menentukan kesalahan, dan (c) memperbaiki kesalahan. Menjauhkan diri dari karangan perli dilakukan karena selama proses penulisan kejenuhan sudah terjadi. Oleh karena itu dengan sesaat menjauhkan diri dari karangan diharapkan timbul kesegaran baru dalam pikirannya.


Dalam menyunting, membaca karangan secara cepat perlu dilakukan untuk menentukan dan menandai kemungkinan bagian-bagian tulisan yang salah. Dalam kegiatan ini penulis dapat menggunakan daftar chek untuk menentukan tipe-tipe kesalahan. Setelah membaca cepat dan menentukan kemungkinan kesalahan dilakukan , langkah kemudian yang perlu dilakukan ialah memperbaiki naskah  atau karangan. Disinalah kebermaknaan pembelajaran tata tulis yang meliputi ejaan, tanda baca, dan penggunaan struktur atau istilah.
5.         Mempublikasikan
Tahap akhir proses menulis ialah mempublikasikan hasil tulisan dalam bentuk buku, jurnal, laporan, atau tulisan lain. Tahap-tahap yang terdapat dalam proses menulis seperti dikemukakan di atas bukan merupakan kegiatan yang bersifat linier. Pada dasarnya proses menulis bersifat nonlinier, merupakan suatu putran yang berulang. Ini berarti setelah menulis merevisi tulisannya mungkin ia melihat ke tahap sebelumnya, misalnya ke tahap pramenulis untuk melihat kesesuaian isi tulisan dengan tujuan penulisan.
Jika dilihat kembali tahap-tahap menulis seperti yang disarankan untuk dilakukan dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan proses di atas, tampak bahwa terdapat begitu banyak kegiatan . keterlibatan mahasiwa dalam setiap kegiatan itusangat berharga dan berguna untuk perkembangan keterampilan menulis.






BAB III

PENUTUP


Karya ilmiah merupakan karya tulis yang memaparkan hasil pembacaan, pengkajian, dan pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Ciri-ciri Karya Ilmiah: Logis, Sistematis, Objektif, Lengkap, Lugas, Saksama, Jelas, Empiris, erbuka, Berlaku umum, Penyajiannya menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim, dan Tuntas. Sistematika Karya Tulis Ilmiah: bagian pengenalan, batang  tubuh, Bagian penutup, dan Bagian kepustakaan.
Jenis karya ilmiah ada bermacam-macam. Jenis karya ilmiah terbagi menjadi: makalah, skripsi, kertas kerja, laporan penelitian, tesis, dan disertasi. Sebagai proses mental, penulisan karya ilmiah setidaknya melalui beberapa tahapan yaitu: Persiapan, Studi pustaka pendukung , Pengumpulan data dan informasi pendukung, Pengorganisasian materi, Penulisan, Revisi, Penyuntingan, dan Publikasi.

Dalam menulis karya ilmiah diharapkan memeperhatikan sistematika penulisan sehingga karya ilmiah tersebut dapat diterima oleh berbagai kalangan . dalam menulis diharapkan penulis dapat mengkaji berbagai fenomena dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga karya tulis dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi para pembaca. Diharapkan para pembaca dapat meningkatkan kekreatifannya dan kekritisannya dalam berfikir saat membuat karya ilmiah.




Ahmad, HP. 2002. “Pendekatan Wacana dalam Pembelajaran Menulis dalam Makalah Lokakarya Nasional Baca-Tulis bagi Guru”.

Arifin, Zaenal. 2008. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : PT Gramedia.

Dewanto, dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Unnes Press.

Doyin, Mukh., dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia : Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Unnes Press.

P., Achmad. Alek. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.













[1] Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), h.21.
[2] Dewanto. DKK, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, (Semarang: Unnes Press, 2007)
[3] Mukh Doyin dan Wagiran, Bahasa Indonesia: Penulisan Karya Ilmiah, (Semarang: Unni Press, 2009).
[4] HP Ahmad, “Pendekatan Wacana Dalam Pembelajaran Menulis” Dalam Makalah Lokakarya Nasional Baca-Tulis Bagi Guru (2016), h.98.
[5] Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (2013),  h.3.
[6] Mukh Doyin dan Wagiran, Bahasa Indonesia: Penulisan Karya Ilmiah, (Semarang: Unni Press, 2009), h.25.
[7] Achmad P. Alek, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Erlangga, 2016), h.99.
[8] Achmad P. Alek, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Erlangga, 2016), h.105.
[9] Mukh Doyin dan Wagiran, Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah,(Semarang: Unnes Press, 2009), h.19.
[10] Mukh Doyin dan Wagiran, Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah,(Semarang: Unnes Press, 2009), h.107.
[11] Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h.1.
[12] Achmad P. Alek, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:Erlangga, 2016), h.98.
[13] Puji Santosa, Materi dan Pambelajaran Bahasa Indonesia SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.77-81.
[14] Henry H Bauer, Scientific Literacy and the Myth of the Scientific Method, (Urbana and Chicago: University of Illionis Press, 1994).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Agama dan Kebudayaan

Permainan Simulasi dalam Bimbingan Konseling

Makalah Tabarruj dalam Islam